PRINSIP
BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENGAJAR
A. Arti Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan
bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Oleh karena itu pencapaian keberhasilan belajar tergantung pada proses yang
dijalaninya. Belajar tidak membutuhkan waktu yang sebentar, akan tetapi belajar
membutuhkan waktu yang lama, dengan adanya proses maka sedikit demi sedikit
otak akan mencerna dan memahami materi yang diberikan secara bertahap pula.
Ada beberapa pendapat mengenai pengerian belajar, sebagai
berikut:
Skinner, seperti yang dikutip Barlow
(1985) dalam bukunya educational
psychology: the teaching learning process, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Berdasarkan eksperimennya, B.F. skinner percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi
penguat (reinforce).
Menurut Hintzman dalam bukunya the
psychology of learning and memory berpendapat bahwa learning is a change in organism due to experience which can affect the
organism’s behavior, yaitu belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi, perubahan yang ditimbukan
oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi
organisme.
Menurut
Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut
terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku,
dan pengalaman.
Biggs
dalam pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam tiga
rumusan, yaitu: rumusan kunatitatif, rumusan institusional , dan rumusan
kualitatif.
Secara
kuantitatif (dilihat dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian
atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi,
belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai
siswa.
Secara
institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses
pengabsahan terhadap pengusaan siswa atas materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional
yang menunjukkan siswa telah belajar tekah diketahui sesuai dengan proses mengajar.
Ukurannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakkin baik pula mutu
perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
Secara
kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapaianya daya pikir dan
tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti
dihadapi siswa.
Dari
pendapat-pendapat yang telah diungkapkan tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang terus menerus dilakukan, sehingga dengan
adanya proses tersebut bisa menimbulkan suatu perubahan tingkah laku karena
adanya pengalaman dalam mendapatkan pengetahuan mengenai sesuatu.
B. Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan
atau hukum yang harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar.
Sebagai suatu ketentuan atau hukum, prinsip belajar sangat menentukan proses
dan hasil belajar. Agar belajar menjadi efektif perlu diperhatikan prinsip
belajar sebagai berikut:
1.
Motivasi, adalah dorongan untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam hal
ini kegiatan belajar. Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik lebih baik karena berkaitan langsung dengan
tujuan pembelajaran itu sendiri.
2.
Perhatian atau pemusatan kosentrasi terhadap pelajaran yang berkaitan
erat dengan motivasi. Agar perhatian siswa terpusat pada pelajaran, guru dapat mengaitkan pelajaran dengan
diri siswa sendiri atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa.
3.
Aktivitas yaitu aktivitas belajar itu sendiri. Bila pikiran dan
perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran maka sebenarnya
siswa tersebut tidak belajar.
4.
Balikan yaitu agar siswa mengetahui benar salahnya pekerjaan yang
dilakukannya. Balikan dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap
kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
5.
Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki
perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa
sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing. Dalam hal ini guru perlu
memiliki catatan pribadi setiap siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi
siswa, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Linkungan
belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan ajar,
strategi, alat, siswa dan guru yang saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan
berpusat pada tujuan.
C.
Arti mengajar
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik
adalah membantu dan membimbing siswa untuk membantu kedewasaan jiwa peserta
didiknya. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan
mengajar, yang mengandung pengertian bahwa mngejar merupakan usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh
beberapa ahli mengenai definisi mengajar, yaitu:
Menurut sardiman (2003 : 45), mengajar diartikan
sebagai suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dalam menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses
belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang
kondusif untuk berlangsunya kegiatan belajar bagi para siswa.
Arifin (1978) mendefinisikan mengajar
sebagai “… suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid
agar dapat menerima, menanggapi dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Tardif (1989) mendefinisikan mengajar
secara lebih sederhana yaitu, perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini
guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa)
melakukan kegitaan belajar.
Dari berbagai definisi yang telah
diutarakan oleh berbagai ahli maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu rangkaian kegiatan untuk mentransfer materi pelajaran agar dapat diterima
dengan baik oleh siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut.
Dalam mengajar, guru tidak hanya menyampaikan
materi ajarnya kepada siswa, namun guru juga perlu memiliki strategi dalam
mengajar agar materi yang disampaikan kepada siswa dapat terserap dengan baik
dan mengena pada tujuan yang diharapkan.
Bila guru memerlukan beberapa tujuan
untuk dicapainya, maka ia perlu mengenal dan menguasai dengan baik sifat-sifat
dari setiap teknik penyajian, sehingga ia mampu pula mengombinasikan penggunaan
beberapa teknik penyajian tersebut sekaligus untuk mencapai beberapa tujuan
yang telah direncanakan.
D. Prinsip
mengajar
Prinsip-prinsip mengajar menurut Mandigers sudah dikenal lama dan sudah
menjadi bagian dari ilmu didaktik di Indonesia. Prinsip-prinsip mengajar ini
lebih terkenal dengan nama: Azas-azas didaktik
Menurut Mandigers agar anak mudah dan berhasil dalam belajar, guru dalam
mengajar harus memperhatikan:
1. Prinsip aktivitas mental.
2. Prinsip menarik perhatian.
3. Prinsip penyesuaian perkembangan
siswa.
4. Prinsip appersepsi.
5 . Prinsip peragaan.
6. Prinsip aktivitas motoris.
Selain hal tersebut di atas, ahli pendidikan lain menambahkan dengan
prinsip motoris, korelasi, dan lingkungan. Dalam uraian ini akan dikemukakan
berturut-turut.
1. Prinsip aktivitas mental
Belajar adalah aktivitas mental. Oleh karena itu yang mengajar hendaknya
dapat menimbulkan aktivitas mental, tidak hanya mendengar, mencamkan, dan
sebagainya tetapi lebih menyeluruh pada aspek kognitif, efektif, maupun
psikomotoriknya. Prinsip CBSA sangat memenuhi prinsip ini.
2. Prinsip
Menarik Perhatian
Bila dalam belajar mengajar, anak-anak memiliki perhatian penuh kepada
bahan pelajaran, maka hasil belajar akan lebih meningkat sebab dengan penuh
perhatian, ada konsentrasi yang pada gilirannya hasil belajar akan lebih
berhasil dan tidak mudah lupa.
3. Prinsip penyesuaian perkembangan murid
Anak akan lebih tertarik perhatiannya bila bahan pelajaran yang diterimanya
sesuai dengan perkembangannya. Prinsip ini juga sudah dikemukakan oleh J.A.
Comenius.
4. Prinsip appersepsi
Prinsip ini memberikan petunjuk kepada guru bahwa
dalam mengajar hendaknya selalu mengaitkan dengan hal-hal yang sudah diketahui.
Dengan cara tersebut, anak akan lebih tertarik sehingga bahan pelajaran mudah
diserap. Prinsip ini dilaksanakan pada permulaan pengajaran.
5. Prinsip peragaan
Prinsip peragaan memberikan pedoman bahwa dalam mengajar hendaknya
menggunakan alat peraga. Dengan alat peraga, proses belajar mengajar tidak
hanya dengan kata-kata (verbalistis). Pelaksanaan prinsip ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bermacam alat peraga atau media pengajaran. Kalau pengajaran
dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga, hasil belajar anak lebih jelas dan
mereka pun tidak cepat lupa.
6. Prinsip motoris
Mengajar hendaknya dapat menimbulkan aktivitas motorik anak didik. Belajar
yang melibatkan aktivitas motorik, menyebabkan anak tidak cepat lupa dan
menimbulkan hasil belajar yang tahan lama.
7. PrinsipMotivasi
Motivasi ialah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Motivasi memegang peranan penting
dalam belajar. Makin kuat motivasi seseorang dalam belajar, makin optimal dalam
melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, intensitas (kekuatan) belajar
sangat ditentukan oleh motivasi (dorongan). Dalam mengaplikasikan prinsip ini,
guru dapat:
• Menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
• Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman anak.
• Memilih berbagai metode mengajar yang tepat.
Prinsip-prinsip tersebut dalam pelaksanaanya hendaklah dapat diterapkan
secara integral. Hal itu dapat dijelaskan bahwa belajar yang berhasil adalah
bila anak dalam melakukan kegiatan belajar dapat berlangsung secara intensif
dan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang lebih bersifat
permanen (tetap). Untuk itu, guru dalam mengajar harus dapat menimbulkan
aktivitas mental dan fisik (CBSA). Proses belajar mengajar yang demikian itu
akan terwujud bila mendapat dukungan dari situasi belajar di mana prinsip
peragaan, appersepsi, korelasi dapat dilaksanakan.
E. Ketarampilan
dasar yang harus dikuasai oleh guru
Seorang
guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar, yaitu suatu cara bagi guru
dalam menghidupkan suasana belajar dalam kelas. Ada beberapa keterampilan dasar
yang harus dikuasai oleh guru diantaranya:
1. keterampilan
bertanya
Keterampilan
bertanya mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang
cerdas.
2. keterampilan
memberi penguatan.
Seorang
guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan
merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
3. keterampilan
mengadakan variasi,
baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan
pola interaksi dan kegiatan
4. keterampilan
menjelaskan yang
mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan
sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai
dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah,
ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
5. keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
Membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa
yang akan dipelajari . Dalam
konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas
menjadi dinamis.
a. mulailah dengan menarik perhatian
siswa dengan sesuatu yang unik, misalnya dengan menggunakan media tertentu atau
cerita dan lainnya
b. gunakan “waktu tunggu” janganlah
menunggu sampai semua siswa hadir
c. jika memungkinkan gunakan infocus di
dalam ruangan gelap untuk menampilkan materi yang akan disampaikan dan
slide-slide atau video yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
d. Gunakan beberapa petunjuk umum yang
mengajak siswa menebak materi apa yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
e. Buatlah siswa tertarik pada
pelajaran
f. Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran
g. Jelaskan harapan-harapan yang ingin
dicapai dalam mata pelajaran yang akan disampaikan
h. Gunakan tanda-tanda, bahasa tubuh
yang meyakinkan, dan semangat yang luar biasa mengenai apa yang anda ajarkan.
Menutup pelajaran adalah
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang dipelajari siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.
a. Perhatikan waktu, sediakan dua
hingga tiga menit untuk menutup pelajaran
b. Tekankan kepada siswa untuk hening
selama beberapa detik guna mengendapkan informasi yang baru saja diterima
c. Mintalah kepada siswa untuk
menuliskan kembali semua yang sudah mereka pelajari.
d. Berikan ringkasan secara lisan
menganai materi yang telah disampaikan
e. Tugaskan siswa untuk membuat
ringkasan secara lisan
f. Kaitkan antara kegiatan pembuka
dengan kegiatan penutup.
g. Undanglah siswa secara berpasangan
salng menceritakan apa yang telah mereka pelajari.
6. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil.
Hal
terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
7. Keterampilan
mengelola kelas,
mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
8. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara
pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Buku:
·
Paterson,
Kathy. 55 Teaching Dilemmas. Jakarta:
PT. Grasindo, 2007
·
Syah,
Muhibbin. M.Ed. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1995
·
Rustiyah
N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Internet:
·
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/pengertian-mengajar.html
·
http://ismanpunggul.blogspot.com/2011/09/prinsip-belajar.html
Komentar
Posting Komentar