Tak ada
jalan yang tak berkelok Tak ada lautan yang tak berombak. Tak ada ladang yang
tak beronak. Di mana ada kehidupan pasti di situ ada ujian dan cobaan.
Demikianlah sekelumit tentang sketsa kehidupan dunia yang fana ini. Allah Subhanahu
wata’ala menjadikannya sebagai medan tempaan (darul ibtila’), untuk
menguji kualitas kesabaran dan penghambaan segenap hamba-Nya.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah berkata,
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menguji hamba-Nya yang
beriman tidak untuk membinasakannya, tetapi untuk menguji sejauh manakah
kesabaran dan penghambaannya.
Setiap
muslim sejati tentu menyadari bahwa ragam ujian dan cobaan pasti menerpa
kehidupannya. Tiada bimbingan ilahi dalam menghadapi ragam ujian dan cobaan itu
melainkan dengan bersabar atasnya meski disadari bahwa kesabaran itu sangat
berat dilakukan. Namun, itulah hikmah kehidupan yang dikehendaki oleh
Allah Subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha rahman. Dalam ranah
kehidupan beragama, ada tiga jenis ujian dan cobaan yang tak mungkin seorang
muslim lepas darinya. Bagaimana pun situasi dan kondisinya, pasti dia akan
menghadapinya. Tiga jenis ujian dan cobaan itu adalah ujian dalam perintah,
ujian dalam larangan, dan ujian dalam musibah.
Dalam
menjalani kehidupan beragama, setiap muslim tak bisa dipisahkan dengan
lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan yang bersifat majemuk baik dari sisi
karakter, latar belakang keluarga dan pendidikan, maupun pemahaman agama. Di
situlah seorang muslim akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah Subhanahu
wata’ala terkait dengan tiga jenis kesabaran di atas. Allah Subhanahu
wata’ala berfirman,
$O!9# ÇÊÈ |=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uøIã br& (#þqä9qà)t $¨YtB#uä öNèdur w tbqãZtFøÿã ÇËÈ
“Alif Laam Miim. Apakah manusia mengira dibiarkan
berkata, ‘Kami telah beriman’ sedangkan mereka tidak diberi ujian?” (al-‘Ankabut: 1-2)
Sejauh
manakah kesabaran dan penghambaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala
terkait dengan tiga jenis ujian dan cobaan itu? Sudahkah kita bersabar di atas
ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan selalu
mengerjakan segala perintah-Nya?
Sudahkah kita bersabar dari perbuatan maksiat
dengan selalu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah Subhanahu wata’ala?
Sudahkah kita bersabar atas segala musibah yang menimpa dengan ikhlas dan ridha
terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah Subhanahu wata’ala?
Marilah
kita menengok kesabaran diri masing-masing. Semoga Allah Subhanahu
wata’ala menutupi segala kekurangan kita dan mengampuni segala kesalahan
kita. Wallahul musta’an.
Ujian dan
cobaan itu pun beragam bentuknya. Terkadang dalam bentuk keburukan dan
terkadang pula dalam bentuk kebaikan. Allah Subhanahu wata’ala
berfirman,
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#s ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur Îh¤³9$$Î/ Îösø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( $uZøs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ
Artinya: “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan”.(QS. Al-Anbiya:
35)
Di antara
ujian dan cobaan itu adalah adanya orang-orang jahat yang tidak suka terhadap
orang-orang yang istiqamah di atas jalan kebenaran. Mereka mencela, menghina,
mencibir, bahkan memusuhi orang-orang yang istiqamah itu. Kondisi semacam ini
bahkan telah dialami oleh para Nabi terdahulu yang mulia.
Komentar
Posting Komentar